Ceramah Maulid

Peringatan maulid Nabi Besar Muhammad SAW dirayakan di mana-mana, khususnya dalam masyarakat Islam Nusantara. Semoga segala aktifitas tersebut menuai makna yang signifikan, bukan bagai kalimat dalam syair lagu melayu, ‘ibarat air di daun keladi’, atau bagai hembusan sang bayu, melainkan mempunyai dampak pada gerak maju dalam menapak kemajuan peradaban dan masyarakat Islam khususnya, serta peradaban dan masyarakat dunia serta bagi segenap alam seutuhnya (rahmatan lil ‘alamin).

Nabi Besar Muhammad SAW lahir pada 12 Rabiul Awal tahun gajah. Menurut Muhammad Pasha, akhli ilmu falak Mesir masa itu bertepatan dengan 20/22 April 571 M. Masa itu dikenal sebagai masa jahiliyah. Masa jahiliyah merupakan masa di mana kemampuan manusia di berbagai bidang ilmu pengetahuan, seni, sosial, budaya, niaga, politik/kekuasaan tidak dibimbing oleh nurani dan iman yang lurus. Oleh sebab itu pada periode awal yang dibenahi terlebih dahulu adalah masalah aqidah. Ayat-ayat yang turun pada periode awal (Makkiyah) adalah yang berhubungan dengan keimanan, ancaman dan pahala serta pengajaran dan budi pekerti. Sering pula masyarakat jahiliah diartikan sebagai bodoh. Hanya saja bila jahiliyah diartikan bodoh, maka sesungguhnya dari mereka telah banyak yang menguasai bidang seni dan sastra, niaga (bisnis), sosial, kekuasaan, siasat perang, sudah terdapat diantara mereka yang mengembara menuntut ilmu hingga sampai ke Madain di Persia (Iran sekarang), rasulullah pernah bersabda ‘tuntutlah ilmu walau hingga ke negeri Cina’, jadi mobilitas masyarakat masa itu sudah cukup tinggi, hingga pula ke negeri Syam (di Siria, Libanon, Palestina sekarang), Yaman dan lain-lain. Persoalannya adalah nurani dan iman yang lurus yang tidak mereka miliki. Teringatlah penulis pada satu buku yang ditulis oleh salah seorang ulama besar yang berjudul ‘Jahiliyah Modern’.

Ayat yang pertama kali turun adalah Iqra’, ‘bacalah’, tapi bila hanya sekedar membaca tak terbilang orang-orang kala itu yang telah pandai membaca, baik membaca dalam pengertian membaca atas tulisan ataupun dalam kemampuan membaca fenomena alam (ayat-ayat kauniyah). Namun kelanjutan firman Allah tersebut adalah ‘bacalah dengan menyebut nama Tuhan mu’, namun bila hanya sampai di situ maka sesungguhnya baik masyarakat Mekkah atau Arab pada umumnya, Persia, India dan lain-lain telah mengenal tuhan. Ingat akan latta, uzza, manata (tiga berhala terbesar) dan seterusnya bagi masyarakat Mekkah kala itu, bagi bangsa Persia menyembah akan api (majusi), masyarakat India atas segala yang luar biasa seperti sungai besar, pohon besar ataupun patung dan sebagainya. Melainkan Alah berfirman, ‘bacalah dengan nama Tuhan mu yang menciptakan’, jadi bukan tuhan yang diciptakan, baik yang diciptakan oleh sesama makhluk (khususnya manusia), seperti patung-patung dan sebagainya maupun yang diciptakan oleh Tuhan (Allah), seperti gunung-gunung, matahari, api dan sebagainaya.

Pada masa itu pula kegelapan telah menyelimuti dunia seutuhnya. Negeri-negeri yang dahulu menguasai peradaban besar seperti Romawi, Yunani, Mesir, Persia, India, Cina telah terpuruk. Abad-abad itulah yang dikenal dalam sejarah sebagai abad pertengahan (middle ages), yang merupakan abad kegelapan.

AL-QURAN & IPTEK(TEORI BIGBANG)


Hasil pengamatan Edwin Hubble (1929) Astronom AS, bahwa galaksi-galaksi bergerak saling menjauh dengan kecepatan yang tinggi dan jarak antara Galaksi-galaksi bertambah setiap saat. Penemuan ini menunjukkan Alam Semesta tidaklah statis, melainkan mengembang. Hal ini menunjukkan bahwa Alam Semesta bermula dari suatu ledakan sangat besar (Big Bang/Dentuman Besar) suatu saat di masa lampau [1]. Meskipun eksperimen pendukung banyak disajikan, terdapat juga sanggahan yang menyatakan kelemahan teori ini. Tulisan ini akan memuat sedikit rincian eksperimen pendukung teori ini serta bagaimana kelanjutannya ke depan.
<span class="fullpost"> Berdasarkan asal katanya, “Big Bang” berarti Ledakan Dahsyat atau Dentuman Besar, dalam Ilmu Kosmologi Big Bang dinyatakan sebagai salah satu teori ilmu pengetahuan yang menjelaskan perkembangan dan bentuk awal dari alam semesta. Teori ini menyatakan bahwa alam semesta ini terbentuk dari ledakan mahadahsyat yang terjadi sekitar 13,7 Milyar tahun lalu[1]. Ledakan ini melontarkan materi dalam jumlah sangat besar ke segala penjuru alam semesta, yang kemudian membentuk bintang, planet, debu kosmis, asteroid/meteor, energi, dan partikel lainnya di alam semesta ini.
Penemuan tersebut menyatakan bahwa jagat raya berawal dari ledakan satu titik tunggal bervolume nol dan berkerapatan tak terhingga yang terjadi sekitar 14 miliar tahun lalu. Ide sentral dari teori ini adalah bahwa teori relativitas umum dapat dikombinasikan dengan hasil pemantauan dalam skala besar pada pergerakan galaksi terhadap satu sama lain, dan meramalkan bahwa suatu saat alam semesta akan kembali atau terus. Konsekuensi alami dari Teori Big Bang yaitu pada masa lampau alam semesta punya suhu yang jauh lebih tinggi dan kerapatan yang jauh lebih tinggi[2].
Adanya 2 proyek besar pemetaan galaksi saat ini, telah mendukung bagi teori Big Bang. Hasil berbentuk peta tiga dimensi sekitar 266.000 galaksi, dan perbandingannya dengan data dari Cosmic Background Radiation (Radiasi Latar Alam Semesta), telah membuat penemuan penting berkenaan dengan asal usul galaksi-galaksi. Disimpulkan bahwa galaksi-galaksi terbentuk dari materi sekitar 350.000 tahun setelah peristiwa Big Bang [3].
Di tahun 1960-an, para ilmuwan perumus teori ini menyatakan, jika alam semesta berasal dari ledakan besar, seharusnya terdapat sisa radiasi ledakan yang melingkupi seluruh alam semesta dalam bentuk panas[8]. Tahun 1965 radiasi ini pertama kali ditemukan dan diakui sebagai bukti mutlak bagi Big Bang yang disertai berbagai pengkajian dan pengamatan, dan diteliti secara sangat mendalam. Data yang diperoleh dari satelit COBE (Cosmic Background Explorer) pada tahun 1992 membenarkan perkiraan yang dibuat di tahun 1960-an ini dengan hasil sangat menakjubkan. Radiasi ini juga teramati di antara galaksi-galaksi, dalam bentuk gelombang-gelombang kecil oleh 2 kelompok ilmuwan (kelompok Dr. Colless dan kelompok Dr. Eisenstein)[7]. Dengan demikian telah dibuktikan secara pasti bahwa cikal bakal galaksi terbentuk di tempat-tempat di mana materi yang muncul 350.000 tahun menyusul peristiwa Big Bang saling berkumpul dengan kerapatan yang sedikit lebih besar.
Selain berdasarkan fakta ilmiah, sebenarnya dari sisi religi (keagamaan) pernyataan teori big bang ini termuat dalam kitab-kitab suci seperti Taurat, Injil dan Al Qur’an. Pembentukan alam semesta dari “ketiadaan” diberitakan di dalam Al Qur’an surat Al An’aam ayat 101: “Dia Pencipta langit dan bumi”. Mengembangnya alam semesta, dinyatakan pula dalam: “Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya” (QS. Adz Dzaariyaat : 47)[4].
Selain itu dinyatakan bahwa Alam semesta bermula dari suatu yang padu seperti ayat: “Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya?” (QS. Al Anbiyaa : 30). Dengan kata lain antara Sains dan Ketuhananan pada dasarnya tidaklah bertentangan.
Meskipun Big Bang telah didukung dengan banyak bukti, muncul pertanyaan bagaimana akhir dari alam semesta[6]. Menurut Friedmann ada tiga kemungkinan (model) yang akan terjadi pada alam semesta di masa mendatang: (1) alam semesta bersifat tertutup (closed universe). Untuk model ini alam semesta akan berhenti berkembang pada suatu masa dan gaya gravitasi akan kembali menyatukan semua galaksi menuju ke satu titik (Big Crunch), (2) Jika gaya gravitasi terlalu lemah untuk mengatasi proses pengembangan alam semesta, alam semesta akan terus menerus berkembang dengan cepat dan selamanya, (3) jika proses pengembangan alam semesta tidak terlalu cepat namun hanya cukup untuk mengeliminasi gaya gravitasi, alam semesta berkembang menuju ukuran tertentu dan kecepatan pengembangannya berkurang sedikit demi sedikit menuju nol, akhirnya alam semesta bersifat datar[5].
Sampai saat ini untuk pembahasan masalah Alam Semesta (terkait dengan Big Bang) ke depan  masih dalam perdebatan, bukti-bukti teoretis dan eksperimen belum mengarah pada kesimpulan yang bulat. </span>

TEORI BIG BANG menurut AL QURAN


Hasil pengamatan Edwin Hubble (1929) Astronom AS, bahwa galaksi-galaksi bergerak saling menjauh dengan kecepatan yang tinggi dan jarak antara Galaksi-galaksi bertambah setiap saat. Penemuan ini menunjukkan Alam Semesta tidaklah statis, melainkan mengembang. Hal ini menunjukkan bahwa Alam Semesta bermula dari suatu ledakan sangat besar (Big Bang/Dentuman Besar) suatu saat di masa lampau [1]. Meskipun eksperimen pendukung banyak disajikan, terdapat juga sanggahan yang menyatakan kelemahan teori ini. Tulisan ini akan memuat sedikit rincian eksperimen pendukung teori ini serta bagaimana kelanjutannya ke depan.
<span class=”fullpost”>Berdasarkan asal katanya, “Big Bang” berarti Ledakan Dahsyat atau Dentuman Besar, dalam Ilmu Kosmologi Big Bang dinyatakan sebagai salah satu teori ilmu pengetahuan yang menjelaskan perkembangan dan bentuk awal dari alam semesta. Teori ini menyatakan bahwa alam semesta ini terbentuk dari ledakan mahadahsyat yang terjadi sekitar 13,7 Milyar tahun lalu[1]. Ledakan ini melontarkan materi dalam jumlah sangat besar ke segala penjuru alam semesta, yang kemudian membentuk bintang, planet, debu kosmis, asteroid/meteor, energi, dan partikel lainnya di alam semesta ini.
Penemuan tersebut menyatakan bahwa jagat raya berawal dari ledakan satu titik tunggal bervolume nol dan berkerapatan tak terhingga yang terjadi sekitar 14 miliar tahun lalu. Ide sentral dari teori ini adalah bahwa teori relativitas umum dapat dikombinasikan dengan hasil pemantauan dalam skala besar pada pergerakan galaksi terhadap satu sama lain, dan meramalkan bahwa suatu saat alam semesta akan kembali atau terus. Konsekuensi alami dari Teori Big Bang yaitu pada masa lampau alam semesta punya suhu yang jauh lebih tinggi dan kerapatan yang jauh lebih tinggi[2].
Adanya 2 proyek besar pemetaan galaksi saat ini, telah mendukung bagi teori Big Bang. Hasil berbentuk peta tiga dimensi sekitar 266.000 galaksi, dan perbandingannya dengan data dari Cosmic Background Radiation (Radiasi Latar Alam Semesta), telah membuat penemuan penting berkenaan dengan asal usul galaksi-galaksi. Disimpulkan bahwa galaksi-galaksi terbentuk dari materi sekitar 350.000 tahun setelah peristiwa Big Bang [3].
Di tahun 1960-an, para ilmuwan perumus teori ini menyatakan, jika alam semesta berasal dari ledakan besar, seharusnya terdapat sisa radiasi ledakan yang melingkupi seluruh alam semesta dalam bentuk panas[8]. Tahun 1965 radiasi ini pertama kali ditemukan dan diakui sebagai bukti mutlak bagi Big Bang yang disertai berbagai pengkajian dan pengamatan, dan diteliti secara sangat mendalam. Data yang diperoleh dari satelit COBE (Cosmic Background Explorer) pada tahun 1992 membenarkan perkiraan yang dibuat di tahun 1960-an ini dengan hasil sangat menakjubkan. Radiasi ini juga teramati di antara galaksi-galaksi, dalam bentuk gelombang-gelombang kecil oleh 2 kelompok ilmuwan (kelompok Dr. Colless dan kelompok Dr. Eisenstein)[7]. Dengan demikian telah dibuktikan secara pasti bahwa cikal bakal galaksi terbentuk di tempat-tempat di mana materi yang muncul 350.000 tahun menyusul peristiwa Big Bang saling berkumpul dengan kerapatan yang sedikit lebih besar.
Selain berdasarkan fakta ilmiah, sebenarnya dari sisi religi (keagamaan) pernyataan teori big bang ini termuat dalam kitab-kitab suci seperti Taurat, Injil dan Al Qur’an. Pembentukan alam semesta dari “ketiadaan” diberitakan di dalam Al Qur’an surat Al An’aam ayat 101: “Dia Pencipta langit dan bumi”. Mengembangnya alam semesta, dinyatakan pula dalam: “Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya” (QS. Adz Dzaariyaat : 47)[4].
Selain itu dinyatakan bahwa Alam semesta bermula dari suatu yang padu seperti ayat: “Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya?” (QS. Al Anbiyaa : 30). Dengan kata lain antara Sains dan Ketuhananan pada dasarnya tidaklah bertentangan.
Meskipun Big Bang telah didukung dengan banyak bukti, muncul pertanyaan bagaimana akhir dari alam semesta[6]. Menurut Friedmann ada tiga kemungkinan (model) yang akan terjadi pada alam semesta di masa mendatang: (1) alam semesta bersifat tertutup (closed universe). Untuk model ini alam semesta akan berhenti berkembang pada suatu masa dan gaya gravitasi akan kembali menyatukan semua galaksi menuju ke satu titik (Big Crunch), (2) Jika gaya gravitasi terlalu lemah untuk mengatasi proses pengembangan alam semesta, alam semesta akan terus menerus berkembang dengan cepat dan selamanya, (3) jika proses pengembangan alam semesta tidak terlalu cepat namun hanya cukup untuk mengeliminasi gaya gravitasi, alam semesta berkembang menuju ukuran tertentu dan kecepatan pengembangannya berkurang sedikit demi sedikit menuju nol, akhirnya alam semesta bersifat datar[5].
Sampai saat ini untuk pembahasan masalah Alam Semesta (terkait dengan Big Bang) ke depan  masih dalam perdebatan, bukti-bukti teoretis dan eksperimen belum mengarah pada kesimpulan yang bulat.</span>

My Facebook

Add Aku Yach..........!http://www.facebook.com/home.php#!/profile.php?id=100000512507503

ILMU TAJWID


BAB I
MAKHARIJUL HURUF

Makhraj ialah keluarnya bunyi huruf-huruf arab pada lisan atau mulut manusia. Masing-masing hurufmempunyaimakhraj atau tempat keluarnya masing-masing. Dalam ilmu tajwid, makhraj ada lima macam. Lima macam makhraj tersebut adalah sebaai berikut.

NO.
MAKHRAJ
ARTI
1
اَلْجَوْفُ
Lubang Tenggorokandan Mulut
2
اَلْحَلْقُ
Tenggorokan
3
اَللِّسَانُ
Lidah
4
اَلشَّفَتَانِ
Kedua Bibir
5
اَلْخَيْشُوْمُ
Pangkal Hidung

Kelima makhraj tersebut kemudian dirinci lagi menjadi tujuh belas makhraj. Tujuh belas makhraj tersebut adalah sebagai berikut:

NO.
MAKHRAJ
HURUF HIJAIAH
1
Rongga tenggorokan
اَ-إِىْ-اُوْ
2
Pangkal tengorokan
ء – هـ
3
Tengah tenggorokan
ع - ح
4
Ujung tenggorokan
غ - خ
5
Pangkal lidah dekat anak lidah dengan langit–langit yang lurus di atasnya
ق
6
Pangkal lidah dengan langit–langit yang lurus di atasnya, agak keluar sedikit dari makhraj qaf
ك
7
Lidah bagian tengah dengan langit–langit yang lurus diatsnya
ج – ش - ي
8
Salah satu tepi lidah dengan geraham atas
ض
9
Lidah bagian depan swbelah makhraj dad dengan gusi atas
ل
10
Ujung lidah dengan gusi atas agak keluar sedikit  dari makhraj lam adalah makhraj nun yanng bukan idgam  atau ikhfa’
ن
11
Ujung lidah agak ke dalam sedikit, lebih  dalam dari makhraj nun
ر
12
Ujung lidah dengan pangkal dua gigi yang atas
ت - د - ط
13
Ujung lidah dengan rongga antara gigi atas dan gigi bawah
ر - س - ص
14
Ujung lidah  dengan ujung dua buah gigi  yang atas
ث - ذ – ظ
15
Bagian tengah dari bibir bawah dengan ujung dua buah gigi yang atas
ف
16
Kedua bibir atas dan bawah, untuk mim dan ba harus rapat, sedangkan wau merenggang
و- م – ب
17
Pangkal hidung
Huruf gunnah (dengung)





BAB II
QALQALAH DAN GHUNNAH
1. Qalqalah
Qalqalah adalahmembunyikan huruf mati dengan suara mantul dari makhraj hurufnya. Huruf qalqalah ada lima. Kelima huruf qalqalah tersebut adalahsebagai berikut.
1. ق                       2. ط        3. ب               4. ج                5. د
Bacaan  qalqalah ada dua macam. Dua bacaan qalqalah tersebut adalah qalqalah sugra dan qalqalah kubra
a.     qalqalah sugra ialah jika huruf  qalqalah mendapat harkat sukun di tengah suku kata. Pantulan dari qalqalah sugra itu tidak terlalu sangat atau hanya sedikit.

NO.
LAFADZ
SEBAB TERJADINYA
CARA MEMBACANYA
1
رَزَقْنكُمْ
Huruf Qof dalam keadaan sukun di tengah kalimat
Suara huruf Qaf di pantulkan sedikit
2
بَطْشَ
Huruf Tha’ dalam keadaan sukun di tengah kalimat
Suara huruf Tha’ di pantulkan sedikit
3
لِتَبْلُغُوْا
Huruf Ba’ dalam keadaan sukun di tengah kalimat
Suara huruf Ba’ di pantulkan sedikit
4
اَتَجْعَلُ
Huruf Jim dalam keadaan sukun di tengah kalimat
Suara huruf Jim di pantulkan sedikit
5
هُدْهُدَ
Huruf Dal dalam keadaan sukun di tengah kalimat
Suara huruf Dal di pantulkan sedikit
b.    Qalqalah qubro ialah jika huruf qalaqlah mendapatkan harakat sukun di akhir kata atau karena wakaf (behenti). Pantulan qalqalah kubro lenih besar dari pada qalqalah sugra,terutama jika berada sesudah huruf mad dan lebih besar lagi apabila huruf  qalqalah  bertasydid. Contoh:

NO.
LAFADZ
SEBAB TERJADINYA
CARA MEMBACANYA
1
اَلْفَلَقِْ
Huruf Qof sukun di akhir kalimat/ karena wakaf
Suara huruf Qaf di pantulkan agak kuat
2
عِقَابٍْ
Huruf Ba’ sukun di akhir kalimat/ karena wakaf
Suara huruf Ba’ di pantulkan agak kuat
2. Gunnah
Gunnah adalah membaca dengan mendengung. Huruf ghunnah ada dua, yaitu nun dan mim. Nun dan mim dibaca ghunnah apabila bertasydid. Cara membacanya ditekan dengan panjang 2 harakat atau 1 alif. Contoh :

NO.
LAFADZ
SEBAB TERJADINYA
CARA MEMBACANYA
1
اِنَّ
Huruf nun di tasydid
Di baca dengan dengung
2
اِمَّـا
Huruf mim di tasydid
Di baca dengan dengung


BAB III
HUKUM NUN MATI
Nun mati dan tanwin apabila bertemu dengan huruf hijayah mempunyai lima macam hukum.
1.   Izhar
izhar adalah bacaan jelas atau terang dan tidak  bercapur dengug sama sekali. Bacaan ini terjadi apabila nun mati atau tanwin di ikuti oleh salah satu huruf halqi. Huruf Halqi terdiri dari enam huruf, yaitu: ء, هـ, ع, غ, ح, dan خ. Bacaan ini di sebut juga Izhar Halqi.
Beberapa contohnya adalah sebagai berikut:
NO.
CONTOH LAFAL
SEBAB TERJADINYA
TERLETAK PADA
1
اَنْ أَكُـوْنَ
Nun mati di ikuti hamzah
QS. Al-Baqarah:67
2
قِرَدَةً خَاشِئِيْنَ
Tanwin di ikuti Kha’
QS. Al-Baqarah:65
2.   Idgam Bigunnah
Idgam adalah bacaan dengan memasukkan suara nun mati atau tanwin ke dalam bunyi huruf  yang mengikutinya. Bighunnah artinya dengan nendengung. Dengan demikian, Idgham Bighunnah adalah memasukkam suara nun mati atau tanwin kedalam bunyi hurup berikutnya dengsn mendengung. Bacaan ini terjadi ketika nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf yang biasa di ringkas dalam lafadh يَنْمُوْ (ي - ن - م - و)
Contohnya adalah sebagai berikut.                                  
NO.
CONTOH LAFAL
SEBAB TERJADINYA
TERLETAK PADA
1
لِقَوْمٍ يُّوْقِنُوْنَ
Tanwin di ikuti Ya’
QS. Al-Baqarah:118
مِنْ وَّلِيٍّ
Nun mati diikuti Wau
QS. Al-Baqarah:107

Bacaan idgam dipergunakanapabila nun mati atau tanwin tidak berada dalam satu kalimat dengan huruf tersebut. Jika nun mati atau tanwin berada dalam satu kalimat denga huruf – huruf tersebut hukum bacaannya adalah izhar.
Beberapa contoh adalah sebagai berikut.

NO.
CONTOH LAFAL
SEBAB TERJADINYA
CARA MEMBACANYA
1
فِى الدُّنْـيَـا
Nun mati di ikuti Ya
Fiddun- ya
2
قِنْـوَانٌ
Nun mati di ikuti Wau
Qin- wan
3.   Idgam Bilagunnah
Idgham bilagunnah adalah bacaan idgam yang tidak di sertai dengung. Hal ini terjadi ketika nun mati atau tanwin di ikuti huruf lam dan ra.
Beberapa contoh adalah sebagai berikut.

NO.
CONTOH LAFAL
SEBAB TERJADINYA
CARA MEMBACANYA
1
رَزْقًالَّكُمْ
Tanwin bertemu Lam
Rizqal-lakum
2
يُبَيِّنْ لَّكُمْ
Nun mati bertemu Lam
Yubayyil-lana
4.   Iqlab
Iqlab adalah mengganti suara nun mati atau tanwin dengan suara nun mati. Bacaan ini terjadi ketika huruf nun mati dan tanwin diikuti huruf ba.
Beberapa contohnya adalah sebagai berikut

NO.
CONTOH LAFAL
SEBAB TERJADINYA
CARA MEMBACANYA
1
مِنْ بَعْدِ هِمْ
Nun mati di ikuti ba
Mim-ba’dihim
2
سَمِيْعٌ بَصِـيْرٌ
Tanwin di ikuti ba
Sami’um-bashirun
5.   Ikhfa’
Ikhfa’ adalah membnyikan huruf nun mati atau tanwin antara izhar dan idgam.           
Bacaan ini terjadi apabila nun mati dan tanwin di ikuti salah satu huruf yang terhimpun pada tiap awal kalimat syair berikut:

دُمْ طَيِّبًا  زِدْ  فِى تُقًى ضَعْ ظَالِمًا
³
صِفْ ذَا ثَنَاكَمْ جَادَ شَخْصٌ قَدْ سَمَا
ظ
ض
ت
ف
ز
ط
د

س
ق
ش
ج
ك
ث
ذ
ص
















Di antara contohnya adalah sebagai berikut.
NO.
CONTOH LAFAL
SEBAB TERJADINYA
TERLETAK PADA
1
مِنْ صَلْصَالٍ
Nun mati diikuti Shad
QS. Al-Hijr : 33
2
اَنْذَرْنكُمْ
Nun mati diikuti Dzal
QS. An-Naba’ : 40

BAB IV
HUKUM MIM MATI

Hukum mim mati ada tiga : Yaitu Ikhfa’ Syafawi, Idgham Mistlain, Izhar Syafawi.
a. Ihkfa’ Syafawi
Ihkfa’ Syafawi adalah hukum bacaan mim mati saat bertemu Ba. Cara membacanya adalah samar-samar dengan dengung. Contohnya adalah sebagai berikut:
NO.
LAFAL
SEBAB TERJADINYA
TERDAPAT PADA QS.
1
وَمَا هُمْ بِمُؤْمِنِيْنَ
Mim mati bertemu ba
QS. Al-Baqarah : 8
2
بَعْضُهُمْ بِبَعْضٍ
Mim mati bertemu ba
QS. Al-Baqarah : 251

b.  Idgham Mislain
Idgam mislain adalah hukum bacaan mim mati saat bertemu mim. Cara membacanya adalah mendengung. Bacaan ini juga disebut idgam mimi. Contohnya adalah sebagai berikut:

NO.
LAFAL
SEBAB TERJADINYA
TERDAPAT PADA QS.
1
وَمِنْهُمْ مُقْتَصِدٌ
mim mati bertemu mim
QS. Fatir : 32
2
وَلَكُمْ مَاكَسَبْتُمْ
mim mati bertemu mim
QS. Al-Baqarah : 141

c. Izhar syafawi
Izhar syafawi adalah hukum bacaan saat mim mati bertemu semua huruf selain mim dan ba dan harus di baca jelas. Contohnya adalah sebagai berikut:

NO.
LAFAL
SEBAB TERJADINYA
TERDAPAT PADA QS.
1
وُجُوْهَكُمْ قِبَلَ
Mim mati bertemu Qaf
QS. Al-Baqarah : 177
2
بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُوْا
Mim mati bertemu Hamzah
QS. Al-Baqarah : 177
3
هُمْ يُرَآؤُنَ
Mim mati bertemu Ya’
QS. Al-Ma’mun : 6
     

BAB V
HUKUM ALIF LAM

Hukum alif lam ada dua, izhar qamariyyah dan izhar syamsiyyah.
a.  Izhar Qamariyyah
Izhar qamariyyah adalah hukum bacaan alif lam saat bertemu salah satu dari empat belas huruf qamariyah berikut ini:
أَبْغِ حَجَّكَ وَخَفْ عَقِيْمَهُ (أب غ ح ج ك وخ ف ع ق ي م ه)

Cara membacanya adalah dengan tetap menyuarakan bunyi al. Contohnya adalah sebagai berikut :

NO.
LAFAL
SEBAB TERJADINYA
TERDAPAT PADA QS.
1.
اَلْبِرَّ
Alif lam bertemu Ba’
QS. Al-Baqarah : 177
2.
اَلْغَيِّ
Alif lam bertemu Ghain
QS. Al-Baqarah : 256
3.
اَلْجَهْرُ
Alif lam bertemu Jim
QS. Al-A’la : 7
4.
اَلْوَدُوْدُ
Alif lam bertemu Wau
QS. Al-Buruj : 14
5.
اَلْخَيْرتُ
Alif lam bertemu Kha’
QS. Al-Baqarah : 148                                                          

b. Idgam Syamsyiyah
Idgam syamsiyyah adalah hukum bacaan alif lam saat bertemu salah satu dari empat belas huruf syamsiyyah yang terdapat pada awal setiap kalimat syair berikut ini:

دَعْ سُوْءَ ظَنٍّ زُرْ شَرِيْفًا لِلْكَرَمِ
³
طِبْ ثُمَّ صِلْ رَحْماً تَفُزْ ضِفْ ذَا نِعَمْ
ل
ش
ز
ظ
س
د

ن
ذ
ض
ت
ر
ص
ث
ط
















Cara membacanya adalah dengan menghilangkan bunyi al serta langsung masuk pada huruf berikutnya. Contohnya adalah sebagai berikut:
NO.
LAFAL
SEBAB TERJADINYA
TERDAPAT PADA QS.
1
وَالطَّيْرُ
Alif lam bertemu Tha’
QS. An-Nur : 41
2
اَلثَّوَابُ
Alif lam bertemu Tsa’
QS. Ali ‘Imran : 195
3
اَلصَّلوةَ
Alif lam bertemu Shad
QS. Al-Baqarah : 177
4
اَلرِّقَـابِ
Alif lam bertemu Ra’
QS. Al-Baqarah : 177
5
اَلتّبِعِيْنَ
Alif lam bertemu Ta’
QS. Al-Ahzab : 4

BAB VI
HUKUM BACAAN MAD

1.  Mad Thabi’i
Mad tabi’i juga disebut mad asli. Mad tersebut dibaca panjang satu alif atau dua harkat. Sebuah lafal kalimat akan dibaca mad tabi’i apabila:
a.   Harkat fathah diikuti oleh alif;
b.   Harkat kasrah diikuti oleh ya ;
c.    Harkat dammah diikuti oleh wau.
Beberapa contohnya adalah sebagai berikut.                                           
NO.
LAFAL
SEBAB TERJADINYA
TERDAPAT PADA QS.
1
بَاطِلاً
Fathah biikuti Alif
QS. Sad : 27
2
لِيُذِيْقَهُمْ
Kasrah diikuti Ya’
QS. Ar-rum : 41
3
تُفْسِدُوْنَ
Dammah diikuti Wau
QS. Al-a’raf : 56
4
فَأَنْزَلْناَ
Fathah diikuti Alif
QS. Al-a’raf : 27
5
اَلَّذِيْنَ
Kasrah diikuti Ya’
QS. Sad : 28
6
فَانْظُرُوْا
Dammah diikuti Wau
QS. Ar-rum : 49
           


2.  Mad Far’i
Mad far’i terdiri dari:
a.   Mad Wajib Muttasil;
b.   Mad Jaiz Munfasil;
c.    Mad  Arid Lis-Sukun;
d.   Mad Badal;
e.   Mad Layyin;
f.    Mad Silah;
g.   Mad Iwad;
h.   Mad Lazim;
Macam-macam mad far’i akan ditemukan dalam pembahasan berikut ini:
a. Mad Wajib Muttasil
Mad wajib muttasil adalah mad yang tarjadi ketika tanda mad bertemu hamzah dalam satu lafal. Mad tersebut dibaca dua setengah alif. Contoh mad wajib muttasill dapat dilihat pada kolom berikut ini:

NO.
LAFAL
SEBAB TERJADINYA
TERDAPAT PADA QS.
1
اَلْمَآءَ
Mad diikuti hamzah  dalam satu lafal
QS. Al-A’raf : 57
2
قَدْ جَآءَتْ
Mad diikuti hamzah  dalam satu lafal
QS. Al-A’raf : 53
3
عَآئِلاً
Mad diikuti hamzah  dalam satu lafal
QS. Ad-Duha : 7
4
اِلاَّابْتِغَآءَ
Mad diikuti hamzah  dalam satu lafal
QS. Al-Lail : 20
5
اَلسَّمَآءَ
Mad diikuti hamzah  dalam satu lafal
QS. Saf : 27

b. Mad Jaiz Munfasil
Maj jaiz munfasil adalah mad yangterjadi ketika mad yang bertemu dengan hamzah tidak dalam satu lafal, melainkan dalam lafal yang terpisah. Mad tersebut dibaca satu sampai dua setengah alif. Contoh mad jaiz munfasil dapat dilihat pada kolom berikut ini:

NO.
LAFAL
SEBAB TERJADINYA
TERDAPAT PADA QS.
1
اِذَآ اَقَلَّتْ
Mad diikuti hamzah  dalam lafal lain 
QS. Al-A’raf : 56
2
اَلَآاِنَّهُمْ
Mad diikuti hamzah  dalam lafal lain 
QS. Al-Baqarah : 13
3
اَنْزَلْنَآ ايتٍ
Mad diikuti hamzah  dalam lafal lain 
QS. An-Nur : 46
4
اِنآاَخْلَصْنَاهُمْ
Mad diikuti hamzah  dalam lafal lain 
QS. Sad : 46
5
اِذَآ اَذَاقَهُمْ
Mad diikuti hamzah  dalam lafal lain 
QS. Ar-Rum : 33
 
c.  Mad Arid lis-Sukun
Mad arid lis-sukun adalah mad yang terjadi karena waqaf atau berhenti. Mad tersebut dibaca satu, dua, atau tiga alif. 
NO.
LAFAL
SEBAB TERJADINYA
TERDAPAT PADA QS.
1
يَشْكُرُوْنَ
Mad diikuti sukun karena berhenti
QS. Al-A’raf : 58
2
تَذْكُرُوْنَ
Mad diikuti sukun karena berhenti
QS. Al-A’raf : 57
3
اَلْمُؤْمِنُوْنَ
Mad diikuti sukun karena berhenti
QS. Al-Hujurat : 27
4
مِنَ الْمُكْرَمِيْنَ
Mad diikuti sukun karena berhenti
QS. Yasin : 27
5
مُشْرِكِيْنَ
Mad diikuti sukun karena berhenti
QS. Ar-Rum : 42

d.  Mad Badal
Mad badal adalah mad yang terjadi karena menggantikan hamzah. Mad tersebut dibaca panjang satu alif. Contoh mad badal dapat dilihat pada kolom berikut ini:

NO.
CONTOH LAFAL
SEBAB TERJADINYA
TERLETAK PADA SURAH
1
امَنَ
أَأْمَنَ
QS. Al-Kahfi : 88
2
إِيْمَانٌ
إِئْمَانٌ
QS. Al-Hasyr : 10
3
أُوْتُوْا
أُؤْتُوْا
QS. Al-Anfal : 75

e. Mad Layyin
Mad Layyin adalah mad yang terjadi karena fathah bertemu wau mati atau ya’ mati. Mad tersebut dibaca satu, dua, atau tiga alif. Contoh mad layyin dapat dilihatpada kolom berkut ini:
NO.
LAFAL
SEBAB TERJADINYA
TERDAPAT PADA QS.
1
كَيْفَ
Fathah bertemu ya mati
QS. Ar-Rum : 42
2
وَنَجَّيْنهُمْ
Fathah bertemu ya mati
QS. Sad : 27
3
خَوْفًا
Fathah bertemu wau mati
QS. Al-A’raf : 56
4
يَوْمَئِذٍ
Fathah bertemu wau mati
QS. Asy-Syura : 47
5
وَمَا بَيْنَهُمَا
Fathah bertemu ya mati
QS. Hud : 58

f.   Mad Silah
Mad silah adalah mad yang terjadi jika ada ha damir yang diapit dua harkat. Mad silah ada dua, yaitu mad silah qasirah dan mad silah tawilah.
1).  Mad Silah qasirah adalah mad yang terjadi jika ha damir tidak bertemu hazahdan dibaca qasir atau pendek, yaitu satu alif.   Contoh mad silah qasirah adalah sebagai berkut.
NO.
LAFAL
SEBAB TERJADINYA
TERDAPAT PADA QS.
1
أَهْلِه وَتَحْرِيْرُ
Ha damir diapit dua harkat dantidak bertemu hamzah
QS. An-Nisa’ : 92
2
نَبَاتُـه بِإِذْنِ
Ha damir diapit dua harkat dantidak bertemu hamzah
QS. Al-A’raf : 58
3
سُبْحنَه وَتَعَالَى
Ha damir diapit dua harkat dantidak bertemu hamzah
QS. An-Nur :40

2).  Mad silah tawilah adalah mad yang terjadi jika ha damir bertemu hamzahdan dibaca panjang dua setengah alif. Contoh mad silah tawilah adalah sebagai berkut:

NO.
LAFAL
SEBAB TERJADINYA
TERDAPAT PADA QS.
1
عِنْدَه اِلاَّ
Ha damir diapit dua harkat dan bertemu hamzah
QS. Al-Baqarah : 255
2
مِنْ عِلْمِه اِلاَّ
Ha damir diapit dua harkat dan bertemu hamzah
QS. Al-Baqarah : 255
3
أَهْلِه إِلاَّ أَنْ
Ha damir diapit dua harkat dan bertemu hamzah
QS. An-Nisa’ : 92

g. Mad ‘Iwad
Mad ‘iwad adalah mad yang terjadi ketika ada fathatain pada akhir kalimat atau yang di waqaf-kan. Contoh mad ‘iwad dapat dilihat pada kolom berikut ini:

NO.
CONTOH LAFAL
DIBACA
TERDAPAT PADA QS.
1
رَحِيْماً
رَحِيْماَ
QS. An-Nisa’ : 64
2
تَسْلِيْماً
تَسْلِيْماَ
QS. An-Nisa’ : 65
3
تَفْضِيْلاً
تَفْضِيْلاَ
QS. Al-Isra’ : 70
4
نَصِيْراً
نَصِيْراَ
QS. Al-Isra’ : 75
5
عَزِيْزاً
عَزِيْزاَ
QS. Al-Ahzab : 25
  
h. Mad Lazim
Mad lazim adalah mad yang terjadi jika ada tanda mad yang bertemu dengan sukun dan harus dibaca tiga alif. Mad lazim ada empat macam,yaitu mad lazim kilmi musaqqal, mad lazim kilmi mukhaffaf, mad lazim harfi musaqqal, mad lazim harfi mukhffaf.
 1). Mad Lazim Kilmi Musaqqal
Mad lazim kilmi musaqqal adalah mad tabi’i yang bertemu dengan huruf bertaydid dalam satu kalimat. Contohnya adalah : اَلضَّآلِّيْنَ, اَلْحَآقَّةُ
2). Mad Lazim Kilmi Mukhaffaf
Mad lazim kilmi mukhaffaf adalah mad tabi’i yang bertemu dengan huruf bersukun dalam satu kalimat. Mad ini hanya ada satu dalam Al-Qur’an, yaitu: الْـئـنَ
3).  Mad Lazim Harfi Musaqqal
Mad lazim harfi musaqqal terjadi jika di awal surah dalam Al-Qur’an terdapat satu atau lebih huruf nun, qaf, sad, ‘ain, sin, lam, kaf, dan mim. Cara membacanya adalah : الــمّ, الـمّـص

4).  Mad Lazim Harfi Mukhaffaf
Mad lazim harfi mukhaffaf terjadi jika di awal surah dalam Al-Qur’an terdapat satu atau lebih huruf ha, ya, ta, ha, dan ra.
Cara membacanya adalah dua harkat atau satu alif. Contohnya adalah mim pada الـمّ, lam pada الـر, dan sin pada  طـس.

BAB VII
TAFKHIM DAN TARQIQ

Tafkhim adalah cara membaca dengan tebal, sedangkan tarqiq adalah cara membaca dengan tipis. Hukum tafhim dan tarqiq yang akan kita bahas ini berlaku pada lam jalalah ( ) dan ra ( ). Lam jalalah adalah lam yang terdapat pada kalimat allah ( ).
a.  Lam Jalalah
1).  Lam Jalalah dibaca tafkhim apabila didahului oleh huruf yang berharkat fathah atau dlamah.
      Contoh:


NO.
LAFAL
SEBAB TERJADINYA
TERDAPAT PADA
1
مَا فَضَّلَ اللهُ
Lam jalalah berada setelah harkat fathah
QS. An-Nisa’ : 32
2
وَاذْكُرُوا اللهَ
Lam jalalah berada setelah harkat dammah
QS. Al-Jumu’ah : 10

2).  Lam Jalalah dibaca tarqiq apabila didahului oleh huruf yang berharkat kasrah.
      Contoh:

NO.
LAFAL
SEBAB TERJADINYA
TERDAPAT PADA
1

Lam jalalah berada setelah harkat kasrah
QS. al-jumu’ah : 9

b.  Ra’
1).  Huruf Ra’ dibaca tafkhim dengan ketentuan sebagai berikut:
a). Huruf Ra berharkat fathah atau dammah.
      Contoh: 
NO.
LAFAL
SEBAB TERJADINYA
TERDAPAT PADA QS.
1

Ra berharkat dammah
Al-jumuah : 10
                                            
b). Huruf Ra’ berharkat sukun atau dimatikan karena waqaf dan   didahului harkat fathah atau damah.
      Contoh:
NO.
LAFAL
SEBAB TERJADINYA
TERDAPAT PADA QS.
1

Ra sukun didahului harkat fathah
QS. Al-Fil : 3
2

Ra sukun karena waqaf dan didahului harkat fathah
QS. Al-Kautsar : 3

c). Huruf Ra’ dimatikan karena waqaf dengan didahului huruf ber           harkat sukun dan huruf berharkat fathah atau dammah.
      Contoh:
NO.
LAFAL
SEBAB TERJADINYA
TERDAPAT PADA QS.
1

Ra sukun karena waqaf dan didahului mad dlamah
QS. Al-‘Adiyat : 10
2

Ra sukun karena waqaf dan didahului mad fathah
QS. Al-Baqarah : 167

2).  Hukum ra dibaca tarqiq/tipis dengan ketentuan sebagai berikut:
a). Huruf ra berharkat kasrah.
      Contoh:
LAFAL
SEBAB TERJADNYA
TERDAPAT PADA

Ra’ berharkat kasrah
QS. An-Nisa’ : 32

b). Huruf ra berharkat sukun/dimatikan karena waqaf dan didah   hului ya kasrah.
      Contoh:
LAFAL
SEBAB TERJADNYA
TERDAPAT PADA

Ra sukun karena waqaf dan didahului ya kasrah.
QS. asy-Syura : 11
     
c). huruf ra berharkat sukun/dimatikan karena waqaf dan didah    ului kasrah.
      Contoh:
LAFAL
SEBAB TERJADNYA
TERDAPAT PADA

Ra sukun karena waqaf dan didahului kasrah.
QS.Ath-Thariq : 9

d). huruf ra dimatikan karena waqaf dan didahului huruf bersuk   un dan huruf sebelum nya berharkat kasrah.
      Contoh:

LAFAL
SEBAB TERJADNYA
TERDAPAT PADA

Ra sukun karena waqaf dan didahului huruf bersukun dan huruf sebelumnya berharkat kasrah.
QS. Al-Fajr : 5

BAB VIII
 IDGHAM
Jika ada dua huruf yang sama, hampir sama, atau yang sejenis bertemu, huruf yang pertama berharkat sukun dan yang kedua berharkat hidup, hukumnya harus di-idgam-kan. Idgam ada tiga macam, yaitu idgam mutamasilain, idgam mutaqaribain, idgam mutajanisain.

a. Idgam Mutamatsilain
Hukum idgam mutamatsilain berlaku pada waktu semua huruf yang disukunkan bertemu dengan huruf berharkat yang sama atau yang semisal makhraj dan sifatnya.
Contoh:
NO
LAFAL
SEBAB TERJADNYA
TERDAPAT PADA
1

Ba sukun bertemu dengan ba hidup
Suara ba pertama hilang/atau melebur pada ba hidup.
2

Ta sukun bertemu dengan ta hidup
Suara ta pertama hilang/atau melebur pada ta hidup.

b. Idgam Mutaqaribain
Hukum idgam mutaqaribain berlaku apabila suatu huruf yang disukun bertemu dengan huruf berharkat didepannya dan huruf tersebut berdekatan makhrajnya dan sama sifatnya.
Contoh:


NO
LAFAL
SEBAB TERJADNYA
TERDAPAT PADA
1

Lam sukun bertemu dengan ra hidup
Suara lam hilang/atau melebur pada ra hidup
2

sa sukun bertemu dengan zal hidup
Suara sa hilang/atau melebur pada zal hidup

c. Idgam Mutajanisain
Hukum idgam mutajanisain berlaku apabila suatu huruf yang disukun bertemu dengan huruf berharkat di depannya dan huruf tersebut sejenis makhrajnya, tetapi lain sifatnya.
Contoh:
NO
LAFAL
SEBAB TERJADNYA
TERDAPAT PADA
1

Dal sukun bertemu dengan ta hidup
Suara dal hilang/atau melebur pada ta hidup
2

Ta sukun bertemu dengan dal hidup
Suara ta hilang/atau melebur pada dal hidup


BAB IX
TANDA WAQAF
1. Waqaf
a. Pengertian Waqaf
Menurut bahasa, waqaf adalah berhenti atau menahan. Menurut istilah, waqaf berarti menghentikan suara dan perkataan sebentar untuk bernafas bagi orang yang membaca Al-qur’an(qari) dengan niat untuk melanjutkan bacaan lagi dan bukan untuk meninggalkan bacaan tersebut.

b. Macam-macam waqaf
1). Waqaf tamm (sempurna) adalah berhenti pada suatu kalimat yang         tata bahasa dan maknanya sempurna, tidak ada hubungan dengan kalimat berikutnya.
Contoh:
2). Waqaf kafi (cukup) adalah berhenti pada suatu kalimat yang cukup tata bahasanya, tetapi maknanya masih mempunyai hubungan dengan kalimat berikutnya.
Contoh:
3). Waqaf hasan (baik) adalah berhenti pada suatu kalimat yang masih mempunyai hubungan dengan kalimat berikutnya.
Contoh:
…………..baik, tetapi tidak baik bila yang…….dibaca sendiri.
4). Waqaf qabih (jelek) adalah berhenti pada suatu kalimat yang tidak bisa dimengerti maknanya. Waqaf seperti ini dilarang, kecuali terpaksa karena sesak napas, batuk, atau bersin.
Contoh:
Untuk menerapkan hukum bacaan yang benar, kari wajib mengulang lafal tersebut atau dari lafal yang sebelumnya lagi.

c. Macam-macam Waqaf.
No.
Tanda waqaf
Nama Waqaf
Arti
Contoh
1.


Harus waqaf

2.


Bukan tempat waqaf

3.


Boleh waqaf boleh tidak

4.


Dibaca terus lebih utama

5.


Berhenti lebih utama

6.


Boleh waqaf di salah satu tanda tersebut


2. Saktah
Saktah menurut bahasa artinya mencegah. Menurut istilah, saktah berarti menghentikan bacaan sama sekali. Sesudah memotong bacaan ini, bila kari (pembaca) ingin membaca lagi, ia disunahkan membaca taawuz. Bacaan taawuz adalah sebagai berikut.

3. Qata’
Qata’ menurut bahasa berarti memotong. Menurut istilah qata’ berarti memulai bacaan sesudah waqaf. Ibtida’ ini boleh dilakukan hanya pada perkataan yang tidak merusak arti susunan kalimat.   
Contoh:

4. Ibtida’
Ibtida’ menurut bahasa berarti memulai. Menurut istilah, ibtida’ berarti memulai bacaan sesudah waqaf. Ibtida’ ini boleh dilakukan hanya pada perkataan.
Contoh:

Tidak boleh mengulang dengan ibtida’/ memulai dari………bacaan harus dimulai dari………